KONSISTENSI PENGADER DALAM UPAYA MEMBANGUN PROGRESIFITAS GERAKAN HMI Sebagai organisasi pendidikan, HMI punya tanggung jawab moral dalam pembentukan paradigma kesadaran kepada kaum muda akan pentingnya kemandirian sebagai penerus masa depan bangsa. Peran intelektual seharusnya selalu kritis dan kontruktif terhadap kehidupan bangsa yang selama itu terkungkung oleh kebijakan yang tidak memihak kepada masyarakat. Kritis dalam melakukan kontrol terhadap penguasa, ataupun peran kontruktif dalam menciptakan karya- karya nyata yang bisa dipersembahkan kepada bangsa Indonesia. Kader harus diarahkan untuk mencintai bidang keilmuannya sehingga ia benar- benar menguasai secara profesional bidang keilmuannya tersebut. Melalui perkaderan dapat mencipta kader yang tidak hanya cerdas secara akademis akan tetapi memiliki jiwa sosial serta independensi yang tinggi terhadap realitas dialetika masyarakat. Himpunan Mahasiswa Islam sebagai organisasi perkaderan dan perjuangan menitikberatkan kepada pembinaan potensi kemanusiaan sebagai akses dari krisis moralitas masa kini yang merupakan dampak dari perkembangan ideologi materialisme. Juga sebagai organisasi perjuangan disaat yang sama melakukan perubahan sosial dalam wujud manifestasi kekhalifahan. Pemahaman intelektual harus terakselerasi dalam kehidupan masyarakat dengan melakukan komunikasi konseptual dengan tetap mengedepankan independensi. Artinya bekerja sama dengan siapapun ketika satu tujuan dalam hal menegakan nilai-nilai keadilan. Dalam situasi dimana percaturan politik yang menjadi ajang kepentingan individu mengharuskan kita untuk tetap indpenden atau menjadi oposisi abadi. Ini yang harus dilakukan oleh komunitas intelektual sebagai masyarakat tercerahkan dalam mengawal dan mencipta perubahan sosial yang lebih baik. Situasi internal yang semakin menurun dari segi intelektual maupun spiritual mengharuskan kita untuk siap tampil sebagai generasi yang kuat untuk membangun komitmen ideologi dan organisatoris. Berupaya untuk membekali diri dengan ilmu dan iman serta diaktuktualisasikan dalam bentuk amal perbuatan. Artinya peran-peran intelektual harus selalu menyertai aktifitas praktis kita dalam kehidupan sosial serta selalu membekali diri dengan ilmu pengetahuan. Rasa dahaga ini seyogyanya selalu terinternalisasi dalam diri manusia untuk membangkitkan spirit perjuangan ditengah kegelisahan eksitensial. Situasi eksternal yang semakin kehilangan arah atas azas keadilan social, kejujuran, egaliter, persatuan serta kebersamaan mengharuskan kita untuk tetap mengedepankan independensi. Besar harapan dan idealita yang kita bangun bersama dalam kemendasaran nilai keislaman dan kemanusiaan. Nilai universal yang melampaui batas agama, ras, budaya, suku dan bangsa ini tetap menjadi arah dalam sebuah etika gerakan perjuangan. Menjadikan Intelektual profetis atau misi kenabian sebagai wujud paradigma ketauhidan dalam melanjutkan gerakan perjuangan para nabi. Dari berbagai banyak literatur soal menjala sumber tradisi historis ini melahirkan interpretasi yang berbeda-beda. Akan tetapi tetap kembali pada persoalan nilai universalitas sublim tadi, demi mencipta karakter plural yang integrative dalam membangun persaudaraan dalam sebuah ritme perjuangan yang berbeda. Efektifitas dalam strategi ini lebih positif agar tercipta suasana kondusif untuk masing- masing tujuan organisasi yang bersifat universal. Konsistensi Pengader Pengader adalah guru di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Ia menjadi tiang utama penyangga perkaderan dan perjuangan di HMI, organisasi yang telah mentasbihkan dirinya sebagai organisasi perkaderan dan perjuangan. Karenanya Ia pun menjadi refrensi atau rujukan bagi seluruh kader. Referensi atau rujukan tersebut bukan hanya dipandang dalam aspek intelektualitas namun juga perpaduan utuh dari potensi dasar yang dimiliki setiap manusia yaitu, intelekual, emosional dan spiritual. Sehingga pengader mengemban tugas dan tanggung jawab besar yang harus dijalaninya atas dasar laku kesadaran dan keamanahan. Tugas dan tanggung jawab pengader lahir dari fitrahnya yang terdiri dari pendidik, pemimpin dan pejuang. Trilogi ini menuntut adanya tindak rasional pengader sebagai proses objektifikasi nilai yang diyakininya. Nilai tersebut berasal dari khitoh perjuangan yang merupakan tafsir integral HMI terhadap Islam. Nilai-nilai yang telah di kritisi, dengan pembacaan dekonstruksi dan rekonstruksi harus mampu diendapkanya dalam diri lalu dimaknai dan diejawantahkan. Di sini pengader menemukan konteks syahadahnya yaitu pergumulannya dalam setiap ruang makna dan aksi yang ada di HMI. dengan demikian, dia tidak hanya sekedar meyakini nilai-nilai tersebut, tetapi dia juga melakukan transformasi nilai-nilai itu sekaligus siap untuk menjadi martir dalam perjuangannya. Perjuangan HMI merupakan perjuangan yang mempunyai nilai etis idealis berlandaskan pada kesucian Islam. Hal itu sebagaimana termaktub dalam frase tujuan HMI “terbinanya mahasiswa Islam menjadi insan ulul albab yang turut bertanggung jawab atas terwujudnya tatanan masyarakat yang diridhai Allah SWT”, dan semua argument normatifnya yang berlandaskan pada Al-Quran dan as Sunah. Yang demikian merupakan cita-cita luhur dan mengandung makna yang sangat mendalam di mana setiap kader HMI diteguhkan kembali pemaknaan keimanannya melalui proses penyadaran terhadap makna ulil albab sebagai bentuk dari manusia pilihan yang mulia di sisi Allah SWT. Adapun kualifikasi dari karakter itu adalah: pertama, Mu’abid, insan yang tekun beribadah (mahdhah/ghoiru mahdhah). Kedua, sebagai sosok Mujahid, yang memiliki semangat juang yang tinggi da totalitas di dalamnya. Ketiga, Mujtahid, sosok yang senantiasa mereflesikan secara mendalam permasalahan keumatan dan kemanusian, sehingga segala tindakannya didasarkan pada pilihan sadar dan pertimbangan pemikiran yang benar. Dan keempat, menjadi sosok Mujaddid, yaitu sosok yang mampu memberikan pembaharuan-pembaharuan di setiap segi kehidupan, sehingga mampu melakukan dinamisasi di lingkungannya. Dari sini diharapkan bahwa organisasi ini memiliki kemampuan dalam melakukan perubahan menuju kehidupan yang lebih baik. MATERI SENIOR COURSE HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM BADAN KOORDINATOR JAWA BAGIAN BARAT 7 – 10 Juni 2012 Materi No Sub Materi Waktu Kisi-kisi Ke-HMI-an 01 Arah Umum Perkaderan 08.00-11.30 - Paradigma perkaderan HMI - Korelasi antara KP dengan PP - Rekayasa Perkaderan HMI 02 Internalisasi KP 13.00-17.00 - Geneologi Khittah Perjuangan - Konstruksi Khittah Perjuangan - Khittah perjuangan sbg Paradigma HMI - Implementasi Khittah Perjuangan Pendidikan 04 Filsafat Pendidikan 20.00-23.00 - Pengertian Filsafat pendidikan - Hakikat Pendidikan - Postulat-postulat Pendidikan - Fitrah Manusia sbg landasan pendidikan - Pendidikan sbg pembentuk peradaban 06 Penyusunan & Pengembangan Kurikulum Pelatihan 08.00-12.00 - Pengertian & Fungsi kurikulum - Konsep Dasar Penyusunan Kurikulum - Variabel dlm penyusunan kurikulum - Prosedur penyusunan & pengembangan kurikulum - Bentuk Ideal sebuah kurikulum pelatihan Pelatihan 07 Pengelolaan pelatihan 13.00-15.00 - Pengertian & Fungsi Pelatihan - Menentukan Variabel dlm Pelatihan - Ragam metode & media pelatihan - Metode penyusunan & bentuk modul pelatihan - Pengelolaan forum pelatihan 08 Model Pelatihan di HMI 16.00-17.30 - Pengertian dan Fungsi pelatihan di HMI - Logika pelatihan di HMI - Idealita pelatihan di HMI 09 Monitoring & Evaluasi 20.00-22.00 - Pengertian peran dan fungsi monitoring dan evaluasi - Model monitoring dan evaluasi pelatihan - Menentukan model monitoring dan evaluasi derta teknik penerapannya - Penerapan monitoring dan evaluasi di HMI Kepengaderan 10 Syahadah Pengader 22.00-23.30 - Pengader sebagai pendidik - Pengader sebagai Pemimpin - Pengader sebagai Pejuang - Konsisitensi Pengader - Kesucian Perjuangan HMI 11 Kode Etik & Citra diri Pengader 08.00-10.00 - Tanggungjawab dan kewajiban pengader - Dinamika Korps Pengader dari masa ke masa - Citra ideal dan konsep etika pengader Pengarahan LK I 45 menit - Tahap persiapan sebelum LK - Tahap pelaksanaan LK - Tahap penutupan LK Aplikasi 12 Keyakinan Muslim @ 45 menit - Target Materi - Logika materi - Metode penyampaian - Dinamika forum Wawasan Ilmu Wawasan Sosial Kepemimpinan Etos Perjuangan Hari Kemudian ATUI Sejarah HMI Konstitusi
01 Juni 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar