Beberapa tahun ini kita dilarutkan dalam wacana kepemimipinan kaum muda, terlebih lagi menjelang Pemilu 2009 ini. “Bernarkan kaum muda siap memimpin negeri ini?” beigutlah pertanyaan yang diajukan oleh Maksun, S.H.i dalam orasi perkaderannya yang berlangsung di Ponggok Dua, Jetis Trimulyo, Bantul Minggu, 21 Desember kemarin. Orasi perkaderan tersebut merupakan wejangan bagi para pengader yang tergabung dalam Korps Pengader HMI Cabang Yogyakarta (KPC) sesaat setelah dilaksanakan pelantikan pengururs KPC tersebut.
Dalam acara yang diikuti oleh 30 anggota KPC tersebut Cak Sun, panggilan akrab Maksun, merasa pesimis jika kaum muda dapat memimpin negeri ini. Ada beberpa alasan yang diajukannya. Pertama, Sisitem pendidikan tinggi Indonesia yang tidak memberikan ruang aktifitas bagia mahasiswa. Universitas-universitas dengan sistem yang dibuatnya telah menjadikan mahasiswa yang hanya study oriented. Mahasiswa dikekang dari melakukan aktivitas-aktivitas di luar kegiatan akademik. Adanya sistem ini pula berdampak pada perkaderan di tingkatan organisasi pergerakan. Mungkin bangsa ini lupa bahwa tidak ada pemimipin besar bangsa ini yang lahir dari akademisi murni. Soekarno, Hatta, Syahrir, Natsir adalah orang-orang yang lahir dari pergerakan mahasiswa. Sebagai contoh terkini adalah Barack Obama. Dia adalah seorang yang aktif dalam gerakan-gerakan sosial saat dia masih menjadi mahasiswa.
Alsana kedua adalah rendahnya minat baca di kalangan mahasiswa. Prinsip ekonomi, menerut Cak Sun, bisa digunakan dalam hal ini. Dia bercerita, semasa dia masih kuliah di UIN (dulu IAIN) Sunan Kaliajaga, di sekitar kampus tersebut terdapat tidak kurang dari 6 penjual buku, dan itu selalu ramai oleh pembeli. Namun kini hanya terdapat dua toko, itu pun tidak rterlalu ramai. Hal ini menunjukkan rendahnya konsumsi buku sekaligus minat baca dikalangan mahasiswa. Dari hasil survei yang dimuat dalam SKH Kedaulatan Rakyat juga nampak bahwa pengeluaran mahasiswa Yogyakarta untuk membeli pulsa HP lebih besar ketimbang yang dibelanjakan untuk membeli buku.
Ketiga, hedonisme. Perilaku hedon ini sudah lama merasuk pada mahasiswa atau kaum muda. Dikatakan oleh Cak Sun, perilaku ini dapat dilihat bahwa orang lebih senang nongkrong di mall-mall besar atau kafe-kafe ketimbang berkumpul dan berdiskusi. Perilkau ini tidak terlepas dari penyakit jiwa lainnya yaitu individualisme. Perilaku ini yang menyebabkan mahasiswa atau kaum muda apatis dengan kondisi yang terjadi pada lingkungan, masyarakat dan bangsanya.
Namun demikian Cak Sun yakin bahwa kader-kader HMI masih bisa lepas dari itu. Syaratnya adalah pada pembenahan perkaderan di internal HMI. Selama ini perkaderan di HMI masih bergerak pada model pendidikan saja, dan itupun hanya pada pelatihan umum. Sementara model-model perkaderan lainnya belum terlaksanakan. Dengan demikian wajar jika HMI masih jauh dari cita-cita idealnya. HMI, tambahnya, jika konsisten dengan cita-citanya, dapat membentuk tiga kepemimpinan, yiutu kepemimpinan individu, kepemimpinan sosial dan kepemimpinan intelektual.