By: Luluk ifadah
Alan Cowling dan Phillips, mengemukakan learning orgazanizaton atau organisasi yang mau belajar. Dalam hal ini organisasi diperlakukan sebagai sistem (suatu konsep yang akrab disebut systems theory yang perlu menanggapi lingkungannya agar tetap hidup dan makmur. Menurut pandangan ini, sebuah organisasi akan mengembangkan suatu kemampuan untuk menanggapi perubahan-perubahan di dalam lingkungannya, yang memastikan bahwa trasformasi internal terus-menerus terjadi. Dengan demikian, suatu organisasi atau sekolah yang mau belajar dapat dikatakan sebagai suatu organisasi yang memberikan kemudahan kepada anggotanya untuk melakukan proses belajar dan terus-menerus mengubah dirinya sendiri. Salah satu wujud organisasi atau sekolah sebagai learning organization adalah adanya kemauan belajar dari para guru (dalam konteks HMI: pemandu /pemateri) untuk senantiasa meningkatkan kemampuannya, dan salah satunya melalui kegiatan pelatihan. Dengan demikian, upaya belajar tidak hanya terjadi pada kalangan siswa semata .
Atas inisiatif penulis, maka ada baiknya jika perlu diuraikan mengenai hal-dasar dalam pelatihan yakni tentang memaknai Kepemanduan/ kepematerian HMI dalam konteks materi kepemimpinan dalam islam. Sebagaimana berikut ini:
Siapakah pemandu / pemateri itu?
pemandu adalah lebih cocok dikategorikan sebagai Soft Profession. Karena dalam mengajar guru dapat melaksanakan dengan berbagai cara, disini aspek “sense” dan “art” memegang peran yang amat penting. Misalnya, pemandu menyajikan kesimpulan pada awal pelajaran yang kemudian baru dilaksanakan pembahasan dan sebaliknya.
Realitasnya pemandu/pemateri lebih didominasi dalam peran sebagai pemandu/pemateri
”by condition” bukan “by design”, sehingga alasan ketidak-siapan menjadi jurus ampuh yang biasa digunakan
Pemandu sampai saat ini masih memiliki prestise terhormat di HMI. Sehingga menjadi pemandu memang menjadi terasa berat jika disertai dengan tanggungjawab dan panggilan hati
Bisa ditambahkan sendiri
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pemandu / pemateri:
Tentang pentingnya melakukan apersepsi mengaitkan dengan materi sebelumnya
Menggunakan media, misalnya :melelui tulisan(sebagai bagian dari pengikat makna). Alat praga (melalui simulasi permainan dsb)
Menggunakan argumentasi yang membumi dan menterjemahkan nilai-nilai rigid kepemimpinan dalam islam (disesuaikan dengan kondisi sosio-historis peserta)
Gunakan contoh yang mengaitkan antara suatu teori dengan realitas yang ada sehingga terjalin 3 prinsip yaitu: (1) interdependence (kesalingbergantungan), (2) differentiation (keberbedaan atau ketidakmiripan), dan (3) self-organization (pengorganisasian-diri). Inilah juga prinsip-prinsip alam . Disini forum harus dikondisikan menjadi dinamis (peserta aktif bertanya, menyanggah dsb)
Membalik banyak hal berkaitan dengan proses kegiatan belajar-mengajar. Hal ketiga ini saya sandarkan pada pernyataan Tony Buzan, penemu metode “mind map”. Yang mengatakan bahwa “Dalam bentuk pendidikan yang baru, penekanan pendidikan harus dibalik. Jika tadinya berbagai fakta di luar diri seseorang yang lebih dahulu diajarkan, kita kita harus terlebih dahulu mengajarkan berbagai fakta tentang dirinya sendiri—fakta tentang cara manusia belajar, berpikir, mengingat, mencipta, dan menyelesaikan masalah.” Dalam bahasa Quantum Teaching, ini disebut sebagai “experience before labeling” (para peserta perlu mengalami lebih dahulu baru kemudian mereka diberitahu tentang konsep-konsep yang ada di buku) .
Bisa ditambahkan sendiri
Proses penyampaian materi :
Bisa menggunakan prolog introspeksi diri (who am I ??) dalam konteks sebagai pemimpin, dapat pula menggunakan permainan guna memancing ketertarikan peserta pada materi
Dilebarkan pada penjabaran materi secara umum kemudian dikerucutkan pada kepemimpinan islam
Memberikan kesempatan pada peserta untuk melakukan umpan balik (feed back)
Tidak semua pertanyaan harus dijawab, bisa dikondisikan agar peserta justru tidak puas dan ingin mencari tau diluar forum
Karena waktu penyampaian materi yang terbatas, maka kemukakan hal-hal pokoknya kemudian dijelaskan secara bertahap sesuai dengan metode penyampaian yang digunakan
Bisa ditambahkan sendiri
Selintas gambaran tentang materi kepemimpinan dalam islam
Agar lebih mempermudah pencarian data, maka dapat dilakukan dengan memperhatikan beberapa poin dibawah ini :
Penjelasan tentang hakikat peran manusia di bumi (Penobatan manusia sebagai khalifah dilengkapi dengan fungsi kepemilikannya akan ilmu yang diberikan Allah SWT, yang secara potensial dapat didayagunakan untuk mengatur dan mengelola alam semesta)
Bisa pula dijelaskan mengenai ajaran Islam yang memandang bahwa hubungan individu dan masyarakat adalah koheren, kohesif dan komplementatif kemudian pemahaman mengenai Sifat islam sebagai rahmatan lil alamin
Penjelasan mengenai konsep kepemimpinan sebagai alat bagi manusia untuk membangun tatatan masyarakat yang diridhai Allah SWT sekaligus sebagai instrumen kelembagaan sehingga intitusi kekhalifahan dengan individu-individu mu’min adalah koheren dalam mengemban tugas-tugas keumatan
penjelaskan peran kholifah. Abd-Allah dan imamah
Penjelasan mengenai kualifikasi khalifah : tingkat keimanan sang makhluk, tingkat kearifan seseorang
Sejauh mana peran kepemimpinan yang diemban manusia (cakupan keadilan yang mampu diciptakannya, cakupan wilayahnya, prakteknya di lapangan)
Menjelaskan tentang konsep “Negara-islam”. Berikan percontohan kepemimpinan menurut islam “ala Rosulullah” (proses perjalanannya menjadi seorang pemimpin)
Korelasikan kepemimpinan Rosulullah dengan kepemimpinan-kepemimpinan setelah (bisa juga sebelumnya)
Uraikan mengenai pencarian sosok pemimpin ideal konteks masa kini (umat islam, Negara Indonesia)
Penguraian mengenai keberadaan kepemimpinan Islam, yang bagi umatnya merupakan interpedensi dan koeksistensi. Hal ini menjadi citra utama keberadaan jama’ah dan kekhalifahan Islam yang par excelent sempurna, yang termanifestasikan pada masa nabi muhammad SAW. Demikian juga seharusnya bagi umat Islam dewasa ini sebagai bukti ketaatan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya
Penutup
Sebagai penutup, tentunya tulisan ini bukan dimaksudkan untuk mereduksi / bahkan menjadi acuan pemikiran dari pemandu maupun pemateri KDI, akan tetapi merupakan bagian dari referensi kecil yang mungkin saja dipergunakan jika ”kelupaan” membawa khittoh saat bertugas, semoga bermanfaat.
Sebelum diakhiri, mengacu pada teori shifting paradigm Thomas Khun, yang menyatakan bahwa ”aktifitas keilmuan akan selalu melahirkan teori-teori baru manakala masalah-masalah yang ada tidak dapat diselesaikan dengan teori yang ada, sehingga akan muncul paradigma dengan teori yang baru”.
Maka seharusnya begitulah paradigma HMI sekarang. HMI yang selalu melakukan transformasi dan inovasi guna menghasilkan formula dan ide-ide kreatif dalam penyampaian kepemanduan maupun kepematerian sehingga (khususnya) pada LK !, peserta memiliki gambaran yang cukup komperhensif dalam memahami khittoh HMI.
Alan Cowling dan Phillips, mengemukakan learning orgazanizaton atau organisasi yang mau belajar. Dalam hal ini organisasi diperlakukan sebagai sistem (suatu konsep yang akrab disebut systems theory yang perlu menanggapi lingkungannya agar tetap hidup dan makmur. Menurut pandangan ini, sebuah organisasi akan mengembangkan suatu kemampuan untuk menanggapi perubahan-perubahan di dalam lingkungannya, yang memastikan bahwa trasformasi internal terus-menerus terjadi. Dengan demikian, suatu organisasi atau sekolah yang mau belajar dapat dikatakan sebagai suatu organisasi yang memberikan kemudahan kepada anggotanya untuk melakukan proses belajar dan terus-menerus mengubah dirinya sendiri. Salah satu wujud organisasi atau sekolah sebagai learning organization adalah adanya kemauan belajar dari para guru (dalam konteks HMI: pemandu /pemateri) untuk senantiasa meningkatkan kemampuannya, dan salah satunya melalui kegiatan pelatihan. Dengan demikian, upaya belajar tidak hanya terjadi pada kalangan siswa semata .
Atas inisiatif penulis, maka ada baiknya jika perlu diuraikan mengenai hal-dasar dalam pelatihan yakni tentang memaknai Kepemanduan/ kepematerian HMI dalam konteks materi kepemimpinan dalam islam. Sebagaimana berikut ini:
Siapakah pemandu / pemateri itu?
pemandu adalah lebih cocok dikategorikan sebagai Soft Profession. Karena dalam mengajar guru dapat melaksanakan dengan berbagai cara, disini aspek “sense” dan “art” memegang peran yang amat penting. Misalnya, pemandu menyajikan kesimpulan pada awal pelajaran yang kemudian baru dilaksanakan pembahasan dan sebaliknya.
Realitasnya pemandu/pemateri lebih didominasi dalam peran sebagai pemandu/pemateri
”by condition” bukan “by design”, sehingga alasan ketidak-siapan menjadi jurus ampuh yang biasa digunakan
Pemandu sampai saat ini masih memiliki prestise terhormat di HMI. Sehingga menjadi pemandu memang menjadi terasa berat jika disertai dengan tanggungjawab dan panggilan hati
Bisa ditambahkan sendiri
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pemandu / pemateri:
Tentang pentingnya melakukan apersepsi mengaitkan dengan materi sebelumnya
Menggunakan media, misalnya :melelui tulisan(sebagai bagian dari pengikat makna). Alat praga (melalui simulasi permainan dsb)
Menggunakan argumentasi yang membumi dan menterjemahkan nilai-nilai rigid kepemimpinan dalam islam (disesuaikan dengan kondisi sosio-historis peserta)
Gunakan contoh yang mengaitkan antara suatu teori dengan realitas yang ada sehingga terjalin 3 prinsip yaitu: (1) interdependence (kesalingbergantungan), (2) differentiation (keberbedaan atau ketidakmiripan), dan (3) self-organization (pengorganisasian-diri). Inilah juga prinsip-prinsip alam . Disini forum harus dikondisikan menjadi dinamis (peserta aktif bertanya, menyanggah dsb)
Membalik banyak hal berkaitan dengan proses kegiatan belajar-mengajar. Hal ketiga ini saya sandarkan pada pernyataan Tony Buzan, penemu metode “mind map”. Yang mengatakan bahwa “Dalam bentuk pendidikan yang baru, penekanan pendidikan harus dibalik. Jika tadinya berbagai fakta di luar diri seseorang yang lebih dahulu diajarkan, kita kita harus terlebih dahulu mengajarkan berbagai fakta tentang dirinya sendiri—fakta tentang cara manusia belajar, berpikir, mengingat, mencipta, dan menyelesaikan masalah.” Dalam bahasa Quantum Teaching, ini disebut sebagai “experience before labeling” (para peserta perlu mengalami lebih dahulu baru kemudian mereka diberitahu tentang konsep-konsep yang ada di buku) .
Bisa ditambahkan sendiri
Proses penyampaian materi :
Bisa menggunakan prolog introspeksi diri (who am I ??) dalam konteks sebagai pemimpin, dapat pula menggunakan permainan guna memancing ketertarikan peserta pada materi
Dilebarkan pada penjabaran materi secara umum kemudian dikerucutkan pada kepemimpinan islam
Memberikan kesempatan pada peserta untuk melakukan umpan balik (feed back)
Tidak semua pertanyaan harus dijawab, bisa dikondisikan agar peserta justru tidak puas dan ingin mencari tau diluar forum
Karena waktu penyampaian materi yang terbatas, maka kemukakan hal-hal pokoknya kemudian dijelaskan secara bertahap sesuai dengan metode penyampaian yang digunakan
Bisa ditambahkan sendiri
Selintas gambaran tentang materi kepemimpinan dalam islam
Agar lebih mempermudah pencarian data, maka dapat dilakukan dengan memperhatikan beberapa poin dibawah ini :
Penjelasan tentang hakikat peran manusia di bumi (Penobatan manusia sebagai khalifah dilengkapi dengan fungsi kepemilikannya akan ilmu yang diberikan Allah SWT, yang secara potensial dapat didayagunakan untuk mengatur dan mengelola alam semesta)
Bisa pula dijelaskan mengenai ajaran Islam yang memandang bahwa hubungan individu dan masyarakat adalah koheren, kohesif dan komplementatif kemudian pemahaman mengenai Sifat islam sebagai rahmatan lil alamin
Penjelasan mengenai konsep kepemimpinan sebagai alat bagi manusia untuk membangun tatatan masyarakat yang diridhai Allah SWT sekaligus sebagai instrumen kelembagaan sehingga intitusi kekhalifahan dengan individu-individu mu’min adalah koheren dalam mengemban tugas-tugas keumatan
penjelaskan peran kholifah. Abd-Allah dan imamah
Penjelasan mengenai kualifikasi khalifah : tingkat keimanan sang makhluk, tingkat kearifan seseorang
Sejauh mana peran kepemimpinan yang diemban manusia (cakupan keadilan yang mampu diciptakannya, cakupan wilayahnya, prakteknya di lapangan)
Menjelaskan tentang konsep “Negara-islam”. Berikan percontohan kepemimpinan menurut islam “ala Rosulullah” (proses perjalanannya menjadi seorang pemimpin)
Korelasikan kepemimpinan Rosulullah dengan kepemimpinan-kepemimpinan setelah (bisa juga sebelumnya)
Uraikan mengenai pencarian sosok pemimpin ideal konteks masa kini (umat islam, Negara Indonesia)
Penguraian mengenai keberadaan kepemimpinan Islam, yang bagi umatnya merupakan interpedensi dan koeksistensi. Hal ini menjadi citra utama keberadaan jama’ah dan kekhalifahan Islam yang par excelent sempurna, yang termanifestasikan pada masa nabi muhammad SAW. Demikian juga seharusnya bagi umat Islam dewasa ini sebagai bukti ketaatan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya
Penutup
Sebagai penutup, tentunya tulisan ini bukan dimaksudkan untuk mereduksi / bahkan menjadi acuan pemikiran dari pemandu maupun pemateri KDI, akan tetapi merupakan bagian dari referensi kecil yang mungkin saja dipergunakan jika ”kelupaan” membawa khittoh saat bertugas, semoga bermanfaat.
Sebelum diakhiri, mengacu pada teori shifting paradigm Thomas Khun, yang menyatakan bahwa ”aktifitas keilmuan akan selalu melahirkan teori-teori baru manakala masalah-masalah yang ada tidak dapat diselesaikan dengan teori yang ada, sehingga akan muncul paradigma dengan teori yang baru”.
Maka seharusnya begitulah paradigma HMI sekarang. HMI yang selalu melakukan transformasi dan inovasi guna menghasilkan formula dan ide-ide kreatif dalam penyampaian kepemanduan maupun kepematerian sehingga (khususnya) pada LK !, peserta memiliki gambaran yang cukup komperhensif dalam memahami khittoh HMI.